Friday, May 13, 2016

Pulau Selayar, sulawesi selatan

Traveling ke pulau dan pantai yang belum terjamah banyak wisatawan tentu menyenangkan. Sulitnya mencapai Pulau Selayar di Sulawesi Selatan, akan membuat Anda terkagum-kagum dengan surga tersembunyinya.
 Selayar, sebuah pulau kecil yang membentang di ujung kaki Sulawesi Selatan. Salah satu surga dunia yang belum pernah terjamah, dan mungkin belum banyak terdengar di telinga para traveler.


Akses yang rumit dan minimnya jadwal penerbangan ke daerah ini membuat Pulau Selayar kurang populer. Namun, siapa sangka Pulau Selayar memiliki beribu keindahan yang tidak kalah dengan pantai seperti Bali, Lombok, dan lainnya.
 Perjalanan saya menuju Selayar dimulai dengan penerbangan dari Jakarta ke Makassar selama 2 jam. Setelah itu, sisa perjalanan ditempuh melalui jalur darat. Jika memilih jalur udara, ada beberapa penerbangan yang bisa mengantarkan Anda ke Selayar.


Namun, karena minimnya jadwal penerbangan ke Selayar, maka saya memilih jalur darat. Untuk tiba di Selayar, saya harus menempuh 5 jam perjalanan mobil melewati Gowa, Takalar, Jeneponto dan Bantaeng.
 Sampai akhirnya saya tiba di Bulukumba yang terletak di ujung kaki Sulawesi Selatan. Perjalanan tidak terasa membosankan karena ditempuh melalui Jalan Poros. Anda akan disuguhi keindahan pantai yang membentang di Sulawesi Selatan selama perjalanan.

Setibanya di Bulukumba, tepatnya di daerah Bira perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal ferry, untuk menyeberang ke Pulau Selayar. Sayang sekali, mobil yang saya tumpangi tidak bisa ikut menyebrang karena banyak truk dan bus di dalam kapal. Perjalanan kapal ferry ini ditempuh selama 2 jam. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan bentangan pulau Sulawesi yang indah dan hembusan angin. Hembusan angin ini membuat Anda ingin memejamkan mata selama perjalanan.


Tak terasa, kapal ferry sudah bersandar di Pelabuhan Selayar. Saya pun lekas turun. Di sana, saudara saya sudah menunggu untuk mengantarkan saya dan rombongan ke Kota Benteng, ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar.

Perjalanan dari pelabuhan menuju ke Kota Benteng ditempuh sekitar 1 jam. Minimnya penerangan jalan dan kondisi jalan yang kurang baik menuju ke Kota Benteng, membuat perjalanan agak terhambat. Saya tiba di Kota Benteng sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Lalu saya langsung check-in di salah satu hotel kelas melati di pinggir pantai. Perjalanan tidak berhenti malam itu. Perut kosong memaksa saya untuk berjalan-jalan sedikit menikmati indahnya malam pertama di Kota Benteng.


Saya menemukan warung nasi padang di dekat hotel. Namun kali ini saya terkejut dengan menu yang disajikan di warung nasi padang. Umumnya, warung nasi padang hanya menyediakan makanan khas Padang, namun di Selayar, warung nasi padang menyajikan seafood segar. Perjalanan malam itu ditutup dengan perut yang terisi penuh. Saya pun kembali ke hotel dan bersiap untuk memulai petualangan esok hari.

Saya terbangun pukul 04.00 waktu setempat dan langsung membuka laptop untuk cek email, dan browsing tentang spot menarik di Selayar. Sekitar pukul 06.00 waktu setempat, saya berjalan keluar hotel dan langsung menuju pantai.

Wow! hanya itu yang bisa saya katakan. Pagi yang sangat indah membangunkan semangat saya untuk terus menjelajahi Selayar. Kebetulan hari itu adalah hari Minggu.

Banyak warga lokal bersepeda di sekitar pantai dan berenang di pantai. Sungguh menyegarkan. Saya tidak berlama-lama karena harus bersiap menyeberang ke Pulau Pasi. Sebuah pulau kecil yang juga merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Selayar.

Sekitar pukul 09.00 waktu setempat, saya berangkat menuju Pulau Pasi. Perjalanan ditempuh menggunakan perahu milik nelayan lokal. Tidak butuh waktu lama untuk menyeberang ke Pulau Pasi. Sekitar 10 menit kemudian, saya sudah sampai di sana.

Tujuan utama pergi ke Pulau Pasi adalah mengunjungi rumah keluarga saya. Saya tidak tahu bahwa di sana ada surga yang tersembunyi hingga akhirnya diberi tahu oleh keluarga yang tinggal di sana. Saya pun tertarik untuk melihatnya. 
Butuh sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor untuk tiba di surga yang disebut Pantai Liang Tembus. Lokasi Pantai Liang Tembus berada di ujung lain Pulau Pasi.

Bisa dibayangkan betapa kecilnya Pulau Pasi. Dari ujung satu ke ujung lainnya hanya memakan waktu 10 menit perjalanan. Namun medan yang ditempuh tidaklah mudah. Ada beberapa tanjakan yang cukup terjal dan juga kondisi jalan yang kurang memadai.

Setibanya di Pantai Liang Tembus, betapa terkejutnya saya. Saya tidak pernah melihat pantai dengan pasir seputih ini sebelumnya. Belum lagi airnya masih sangat jernih. Sangat jelas terlihat ikan-ikan kecil berenang di dalamnya.

Sekali lagi, saya tersihir oleh keindahan alam Selayar. Pantai Liang Tembus sangat sepi dan jarang didatangi turis. Alasannya akses yang sulit dan kurangnya sosialisasi. Sejauh mata memandang, yang bermain di pantai ini hanya anak-anak lokal yang sedang berlibur sekolah.

Awalnya saya tidak berniat untuk berenang di pantai karena tidak membawa pakaian ganti. Namun, sihir keindahan alam Selayar ini berhasil membuat saya nekat nyebur. Sangat menyegarkan dan menyenangkan!

Saya berenang bersama ikan-ikan kecil dan bermain di karang. Sebuah pengalaman yang benar-benar baru bagi saya. Puas berenang dan bermain bersama ikan-ikan, saya pun kembali ke rumah saudara saya.

Syukur, ternyata di rumah saudara sudah tersedia ikan bakar yang baru saja dipancing. Saya pun mengisi perut yang sudah kosong ini dengan ikan bakar yang benar-benar fresh.

Sebuah perjalanan yang sangat singkat namun tak akan pernah saya lupakan. Sebagai anak yang besar di daerah perkotaan, melihat keindahan Pulau Selayar ini bagai angin surga yang menyegarkan nafas yang sesak oleh kekusutan kota besar.


Sebuah perjalanan yang membuka mata saya bahwa ternyata Indonesia masih memiliki banyak potensi pariwisata yang belum tergali. Selayar... Saya pasti akan kembali kesini!

No comments:

Post a Comment