Wednesday, May 18, 2016

cuban Tundo

Satu lagi keindahan Kabupaten Malang yang berhasil saya kunjungi. Coban Tundo namanya. Kurangnya informasi yang beredar di internet membuat saya penasaran dengan keindahan air terjun Coban Tundo.


Berangkat dari Kota Malang sekitar pukul 04.30 WIB, saya dan 2 orang teman tiba di kantor kelurahan / desa Sukodono (Kec Dampit – Kab Malang) sekitar pukul 07.30 WIB. Durasi perjalanan hingga mencapai Sukodono yang memakan waktu sekitar 180 menit sebenarnya bisa dipangkas hingga 120 menit jika tidak tersesat.


Setelah tiba di kantor kelurahan Sukodono, kami tidak kesulitan lagi menemukan jalan menuju Coban Tundo. Sangat jelas sekali petunjuk jalan yang diberikan oleh warga sekitar. Di kantor kelurahan Sukodono bahkan sampai dibuatkan banner berukuran sekitar 3 x 1 meter yang berisi arah penunjuk jalur menuju Coban Tundo.
Lepas dari kantor kelurahan Sukodono akan kita lewati jalur beton yang bisa dilewati mobil hingga tiba di gerbang jalur setapak. Ada juga jalur aspal rusak membelah perkampungan yang sesekali diselingi dengan kebun milik warga. Petunjuk jalan berupa panah dan tulisan “Tundo 3” berwarna biru sangat jelas terlihat. Sangat membantu kami yang tidak tahu arah saat itu.


Memasuki gerbang jalur setapak, mobil sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan. Beberapa rumah warga yang memiliki halaman luas dapat dijadikan sebagai tempat parkir mobil. Selain itu mereka juga menyediakan jasa ojek (biaya sekitar Rp 30 – 50 ribu) untuk mengantar pengunjung menuju Coban Tundo hingga kembali lagi ke tempat parkir mobil. Jika Anda menggunakan motor, lanjutkan saja perjalanan hingga mencapai tempat parkir motor yang ada di dekat Coban Tundo.
Petualangan dimulai ketika kita melewati jalur setapak. Jalur tanah, beton, tanah berbatu, turunan dan tanjakan yang menghubungkan perkebunan kopi sangat mengasyikkan bagi penyuka wisata tantangan. Sesekali akan kita temui warga yang menuju / kembali dari kebun membawa peralatan bertani di motornya. Ternyata mereka sudah terbiasa dengan kehadiran pengunjung. Kami yang sesekali berhenti untuk istirahat selalu disapa dan bahkan diajak ngobrol sebentar. Sungguh kearifan lokal Indonesia yang masih terjaga.


Tidak sedikit warga yang berhenti dan mengingatkan kami untuk berhati-hati melewati jalan setapak. Bahkan ada juga yang menawarkan diri untuk membantu mengendarai motor kami. Itu mereka lakukan karena jalur yang kami lewati relatif berbahaya bagi yang tidak terbiasa dengan jalur menantang. Daripada mengorbankan nyawa dan atau material, ada baiknya jika Anda menggunakan ojek sejak gerbang masuk jalur setapak.
Setelah sekitar 60 menit melewati jalur setapak, kami tiba di area parkir motor Coban Tundo. Kami harus jalan kaki selama 5 menit melewati kebun kopi hingga tiba di Coban Tundo 1. Coban Tundo 1 merupakan air terjun yang letaknya paling atas. Cekungan yang menampung aliran air terjun memiliki kedalaman sekitar 2 meter. Naungan pohon besar di atas air terjun memungkinkan kita untuk tetap menikmati berenang di Coban Tundo 1 tanpa khawatir gosong terkena sinar matahari. Jika tidak bisa berenang, jangan khawatir karena warga sekitar menyewakan ban Rp 5.000 / buah untuk pemakaian sepuasnya.



Ada air terjun lainnya yang terletak di bawah Coban Tundo 1, yakni Coban Tundo 2. Menurut saya, Coban Tundo 2 merupakan air terjun yang paling indah di kawasan air terjun Coban Tundo ini. Dari Coban Tundo 1 kita harus jalan kembali naik dan turun bukit sekitar 10 menit. Setelah mendekati cekungan (kolam) air terjun, kita harus menuruni tangga yang tingginya sekitar 3 meter.

No comments:

Post a Comment