Satu lagi
keindahan Kabupaten Malang yang berhasil saya kunjungi. Coban Tundo namanya.
Kurangnya informasi yang beredar di internet membuat saya penasaran dengan
keindahan air terjun Coban Tundo.
Berangkat
dari Kota Malang sekitar pukul 04.30 WIB, saya dan 2 orang teman tiba di kantor
kelurahan / desa Sukodono (Kec Dampit – Kab Malang) sekitar pukul 07.30 WIB.
Durasi perjalanan hingga mencapai Sukodono yang memakan waktu sekitar 180 menit
sebenarnya bisa dipangkas hingga 120 menit jika tidak tersesat.
Setelah tiba
di kantor kelurahan Sukodono, kami tidak kesulitan lagi menemukan jalan menuju
Coban Tundo. Sangat jelas sekali petunjuk jalan yang diberikan oleh warga
sekitar. Di kantor kelurahan Sukodono bahkan sampai dibuatkan banner berukuran
sekitar 3 x 1 meter yang berisi arah penunjuk jalur menuju Coban Tundo.
Lepas dari
kantor kelurahan Sukodono akan kita lewati jalur beton yang bisa dilewati mobil
hingga tiba di gerbang jalur setapak. Ada juga jalur aspal rusak membelah
perkampungan yang sesekali diselingi dengan kebun milik warga. Petunjuk jalan
berupa panah dan tulisan “Tundo 3” berwarna biru sangat jelas terlihat. Sangat
membantu kami yang tidak tahu arah saat itu.
Memasuki
gerbang jalur setapak, mobil sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan. Beberapa
rumah warga yang memiliki halaman luas dapat dijadikan sebagai tempat parkir
mobil. Selain itu mereka juga menyediakan jasa ojek (biaya sekitar Rp 30 – 50
ribu) untuk mengantar pengunjung menuju Coban Tundo hingga kembali lagi ke
tempat parkir mobil. Jika Anda menggunakan motor, lanjutkan saja perjalanan
hingga mencapai tempat parkir motor yang ada di dekat Coban Tundo.
Petualangan
dimulai ketika kita melewati jalur setapak. Jalur tanah, beton, tanah berbatu,
turunan dan tanjakan yang menghubungkan perkebunan kopi sangat mengasyikkan
bagi penyuka wisata tantangan. Sesekali akan kita temui warga yang menuju /
kembali dari kebun membawa peralatan bertani di motornya. Ternyata mereka sudah
terbiasa dengan kehadiran pengunjung. Kami yang sesekali berhenti untuk
istirahat selalu disapa dan bahkan diajak ngobrol sebentar. Sungguh kearifan
lokal Indonesia yang masih terjaga.
Tidak
sedikit warga yang berhenti dan mengingatkan kami untuk berhati-hati melewati
jalan setapak. Bahkan ada juga yang menawarkan diri untuk membantu mengendarai
motor kami. Itu mereka lakukan karena jalur yang kami lewati relatif berbahaya
bagi yang tidak terbiasa dengan jalur menantang. Daripada mengorbankan nyawa
dan atau material, ada baiknya jika Anda menggunakan ojek sejak gerbang masuk
jalur setapak.
Setelah
sekitar 60 menit melewati jalur setapak, kami tiba di area parkir motor Coban
Tundo. Kami harus jalan kaki selama 5 menit melewati kebun kopi hingga tiba di
Coban Tundo 1. Coban Tundo 1 merupakan air terjun yang letaknya paling atas.
Cekungan yang menampung aliran air terjun memiliki kedalaman sekitar 2 meter.
Naungan pohon besar di atas air terjun memungkinkan kita untuk tetap menikmati
berenang di Coban Tundo 1 tanpa khawatir gosong terkena sinar matahari. Jika
tidak bisa berenang, jangan khawatir karena warga sekitar menyewakan ban Rp
5.000 / buah untuk pemakaian sepuasnya.
Ada air
terjun lainnya yang terletak di bawah Coban Tundo 1, yakni Coban Tundo 2.
Menurut saya, Coban Tundo 2 merupakan air terjun yang paling indah di kawasan
air terjun Coban Tundo ini. Dari Coban Tundo 1 kita harus jalan kembali naik
dan turun bukit sekitar 10 menit. Setelah mendekati cekungan (kolam) air
terjun, kita harus menuruni tangga yang tingginya sekitar 3 meter.
No comments:
Post a Comment