Thursday, June 2, 2016

Curug Dago , Bandung

Curug Dago merupakan sebuah objek wisata Air terjun di bandung yang memiliki ketinggian air sekitar 12 m saja dan berada pada ketinggian sekitar 800 meter diatas permukaan laut. Terbentuknya curug ini berasal dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya dan memasuki kota Bandung.





Karena lokasinya bisa dikatakan tersembunyi, dan berada di daerah Bukit Dago yang masih termasuk dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Bandung, dan kurangnya promosi wisata membuat curug ini semakin sedikit pengunjungnya. Walaupun demikian wisata Curug Dago menyimpan jejak sejarah dari Kerajaan Thailand. Tidak jauh dari air terjun, terdapat dua buah prasasti batu tulis bekas peninggalan sejarah pada tahun 1818 M.  Menurut penafsiran dari para ahli sejarah, dua prasasti tersebut merupakan peninggalan dari Raja Rama V  atau Raja Chulalonkorn dan Raja Rama VII atau Pradjathipok Pharaminthara yang berasal dari dinasti Chakri dan pernah berkunjung ke Curug Dago.

Wednesday, June 1, 2016

Pantai Hunimua

Selain Pantai Orayang memang terkenal sebagai surga yang terletak di Maluku, ternyata masih ada tempat wisata lainnya yang tak kalah indahnya. Tempat tersebut adalah Pantai Hunimua atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan Pantai Liang ini terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Pantai Hunimua sendiri terletak kurang lebih sekitar 40 km dari pusat Kota Ambon. Pantai ini sangat mudah sekali diakses lokasinya. Jika para penelusur ingin mengunjunginya, maka para penelusur dapat menempuhnya dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Para penelusur dapat naik ojek menuju ke Pantai Hanimua dengan tarif sekitar Rp 60.000 untuk sekali jalan, Para penelusur juga dapat naik Bus Trans Amboina rute Hunimua dengan tarif Rp 8.500. Namun jika para penelusur perginya rombongan, maka alangkah baiknya jika para penelusur menyewa angkutan umum dengan harga sewa sekitar Rp 200.000(harga dapat berubah sewaktu – waktu). Dan angkutan tersebut dapat memuat hingga 10 orang penumpang, jadi para penelusur akan lebih hemat.
Sebelum masuk ke Pantai Hunimua, maka para penelusur harus membeli tiket masuk dulu dengan harga Rp 15.000/orang 9harga dapat berubah sewaktu – waktu). Pantai Hunimua ini menawarkan pemandangan yang sangat luar biasa cantik dengan perpaduan antara hamparan pasir putihnya yang lembut ditambah air lautnya yang sangat jernih dengan warna biru muda, semakin menegaskan bahwa tempat wisata yang satu ini sangat wajib untuk dikunjungi.

Berbagai kegiatan wisata dapat para penelusur lakukan di Pantai Hunimua ini diantaranya seperti berenang, bersantai sambil menikmati pemandangan, berjalan – jalan di pinggir pantai, berjemur, dan juga para penelusur dapat melompat dari sebuah dermaga kayu yang sangat sederhana. Namun jika para penelusur nggak punya nyali, maka sebaiknya nggak usah melakukannya.
Selain itu, di Pantai Hunimua ini para penelusur dapat jauh mata memandang, di Liang memang tidak terlihat aktifitas olahraga air seperti yang kebanyakan ditemui di Bali dan Lombok seperti banana boat, speed boat ataupun sekedar perahu bebek. Sesekali, di kejauhan hanya terlihat kapal yang melintas. Sepi, namun tetap, kecantikan alaminya tidak terbantahkan bahkan jauh mengungguli Pantai Kuta atau Padang Bai di Bali.
Di Pantai Hunimua ini memang tidak terdapat aktifitas olahraga air seperti yang ada di Lombok, Lampung, ataupun Bali. Walaupun begitu, pantai ini tetap ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Pantai Hunimua sendiri memang sangat terkesan sederhana dan masih minim fasilitas. Di Pintu masuk hanya terdapat sebuah gerbang kecil nan sederhana yang siap menyambut para pengunjung. Beberapa pohon juga terlihat di pinggir pantai ini yang dapat dijadikan tempat bagi para penelusur untuk beristirahat sejenak sekaligus berlindung dari panasnya sinar matahari.
Di Pantai Hunimua ini terdapat beberapa bangunan semi permanen yang digunakan para penduduk lokal untuk berdagang berbagai macam makanan dan minuman yang ada. Jadi para penelusur nggak perlu galau jika ke pantai ini tidak membawa bekal makanan ataupun minuman.
Di Pantai Hunimua ini memang tidak terdapat aktifitas olahraga air seperti yang ada di Lombok, Lampung, ataupun Bali. Walaupun begitu, pantai ini tetap ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Pantai Hunimua belum tersedia fasilitas penginapan, dan buat para penelusur yang bermalam maka dapat menginap di penginapan sekitar Pantai Natsepa. Namun jika para penelusur tetap ingin bermalam di Pantai Hunimua, maka para penelusur dapat berkemah dengan mendirikan tenda di pinggir pantai. Tetapi sebelum mendirikan tenda, para penelusur harus meminta izin kepada petugas setempat. Dan buat para penelusur yang nggak mau ribet dengan berkemah, maka para penelusur dapat menginap di rumah penduduk lokal dengan menyewa kamarnya.
Selama berwisata tetap jaga kelestarian lingkungan ya para penelusur dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan juga tidak merusak berbagai fasilitas ataupun prasarana yang ada. Selamat berlibur para penelusur. Have fun 

Tugu Monas

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.