Tuesday, May 31, 2016

Pulau Burung

Pulau Burong (pulau Burung), terletak di pantai Utara Belitung di lepas pantai desa nelayan Tanjung Binga. Luas pulau kurang lebih 2 hektar, dikelilingi pasir putih dan bebatuan granit yang tersebar di pantai dan laut di sekitar pulau. Sebuah pulau yang layak untuk dijadikan tempat berlama-lama menikmati tenangnya suasana pantai yang jauh dari kebisingan.






Yang unik dari pulau Burong adalah tumpukan batu granit besar di pantai sisi Tenggara yang berbentuk unik menyerupai kepala burung. Menurut masyarakat setempat, nama pulau Burong diambil dari batu tersebut. Burong adalah bahasa Belitung untuk Burung. Batu berbentuk burong ini menjadi salah satu icon keindahan batu-batu granit di Belitung. Ukuran batu kurang lebih setara dengan bagunan 3 lantai dengan formasi unik. Sepertinya batu ini sempat terbelah dan ada sebagian yang terlihat miring mungkin karena abrasi pantai. Jika anda ke Belitung jangan melewatkan mampir ke pulau Burong untuk berfoto dengan latar belakang batu Burong ini. Hampir setiap pengunjung menyempatkan diri untuk befoto dengan latar belakang batu Burong yang unik ini.

Pulau Babi

Pulau Babi, pulau indah ini berdekatan dg Pulau Lengkuas . Bahkan kita dapat melihat langsung pulau kecil ini dari Pulau Lengkuas, begitu pula sebaliknya. Pulau Babi memiliki karakter pulau dan pantai yg sama dg P. Lengkuas dan beberapa pulau kecil lain disekitarnya, yaitu pasirnya yg putih, hamparan bebatuan granite, padang rerumputan serta pohon2 kelapa.






Bagi anda yg mengunjungi P. Lengkuas, sebaiknya anda menyertakan P. Babi ke dalam paket perjalanan wisata anda. Karena P. Babi yg memiliki pemandangan alam tak kalah menakjubkan sayang untuk dilewatkan. Lagi pula letaknya sangat berdekatan dg P. Lengkuas, tidak membutuhkan waktu tempuh yg terlalu lama.

Entah mengapa pulau ini dinamakan Pulau Babi, padahal tak satu-pun babi bisa kita temui disana.

Monday, May 30, 2016

Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan





Pulau Lengkuas , Belitung

Pulau Lengkuas adalah salah satu primadona pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau ini merupakan satu dari ratusan pulau yang mengelilingi Pulau Belitung. Daya tarik utama di pulau ini adalah sebuah mercusuar tua yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1882. Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung.


Secara spesifik, lokasi dari Pulau Lengkuas ini berada di sebelah utara Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Keindahan panoramanya yang dihiasi dengan banyaknya batu granit yang unik, pasir putih dan air laut yang jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Belitung. Pulau kecil yang bisa dikelilingi dalam waktu 20 menit ini, bisa didatangi dengan perahu sewaan dari Tanjung Binga maupun Tanjung Kelayang.


Di Pulau Lengkuas, selain menikmati pemandangan pantai yang indah, biasanya pengunjung tidak akan melewatkan kesempatan menikmati pemandangan bawah laut dengan snorkeling atau diving. Di depan perairan Pulau Lengkuas, terdapat spot-spot diving yang bagus, dan terdapat pula wreck indomarine. Penjaga mercusuar juga memelihara Penyu hijau.[1]




Karena Pulau Lengkuas tidak terlalu luas, untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan, pengunjung disarankan untuk membawa persediaan air minum/air tawar serta selalu membawa pulang kembali sampah yang dihasilkan selama beraktivitas si Pulau, untuk di buang di tempat sampah di daratan Pulau Belitung.

Sunday, May 29, 2016

Umbul Sidomukti

Kawasan wisata umbul Sidomukti merupakan salah satu Wisata Alam Pegunungan di Semarang, berada di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Kawasan wisata ini dengan didukung fasiltas & Servis: Outbond Training, Adrenalin Games, Taman Renang Alam, Camping Ground, Pondok Wisata, Pondok Lesehan, serta Meeting Room.


Ada empat buah kolam yang bertingkat dan dapat dipilih sesuai kedalaman yang diinginkan. Airnya sangat dingin, jernih dan menyegarkan. Selain itu ditambah pula dengan beberapa sarana olahraga menantang keberanian di sisi kolam. Terdapat lintasan flying fox dengan dua pilihan track, marine bridge di lembah, rapeling menuruni lembah sisi kolam, dan ATV, kolam renang alami dan jalur trekking. Taman renang umbul alam Umbul Sidomukti terletak di lereng gunung ungaran dengan ketinggian 1200 dpl, diapit jurang dikedua sisinya.


Flying fox dengan panjang lintasan 110 meter, dengan jarak ketinggian dari titik terendah lembah sekitar 70 meter. Flying fox ini menyeberangi lembah, jadi seakan berpindah dari lereng bukit ke bukit di seberang dengan bergantung pada dua utas tali dan pengaman serta helm. Seperti biasa, flying fox dapat dilakukan dengan memilih gaya terlungkup seperti superman sedang terbang, atau gaya duduk biasanya. Tarif karcis flying fox lembah ini hanya 12.000 IDR, tak mahal untuk sekedar menguji keberanian.


Tiket parkir mobil 2.000 IDR. Tiket masuk untuk hari biasa 4.000 rupiah per orang dan 5.000 rupiah pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur. Ingin mencoba marine bridge? Siapkan 7.000 IDR untuk tiketnya. 6.000 IDR untuk rapeling, dan 15.000 – 20.000 IDR untuk 3x putaran ATV. Selain tiket reguler, pengelola juga menawarkan paket untuk kelompok berisi minimum 20 orang untuk corporate event seperti trekking.


Umbul Sidomukti dapat ditempuh dari arah Semarang menuju Solo, sampai menemukan pom bensin Lemah abang di sisi kiri jalan, belok kanan menuju ke arah Bandungan. Sampai di Pasar Jimbaran di sisi kiri, akan ada gang bertuiskan sidomukti di sisi kanan dengan jalan menanjak. Di sepanjang jalan kecil ada beberapa papan petunjuk untuk sampai ke Taman Renang Alam Umbul Sidomukti, Desa Sidomukti, Bandungan, Semarang.


Bus ukuran besar tidak bisa masuk ke area ini karena jalannya sempit, bus mini atau bis ukuran kecil untuk masuk perlu sopir dengan kemampuan sangat bagus.

Pantai Pintu Kota , Ambon

Introduksi
Pantai Pintu Kota terletak di Dusun Airlouw, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, Provinsi Maluku. Jaraknya sekitar 45 menit perjalanan dari pusat kota Ambon. Pantai ini merupakan salah satu pantai yang cukup populer bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.


Pantai ini memiliki pemandangan yang cukup indah dan termasuk jenis pantai yang berkarang dan berbatu. Di pantai ini terdapat sebuah tebing yang menjorok ke laut dan berlubang di tengahnya. Lubang tersebut uniknya berbentuk seperti sebuah pintu gerbang. Tebing dengan lubang berbentuk pintu gerbang inilah yang menjadi ikon pantai ini.



Pantai ini memang tidak terlalu luas. Sebagian pantainya banyak dipenuhi dengan karang dan bebatuan. Sebagian lagi terhampar pasir pantai yang berwarna putih kecoklatan dengan kapal-kapal kecil yang berlabuh. Meski begitu pantai ini tetap menjadi salah satu pantai favorit bagi para wisatawan. Pantai ini sering dijadikan sebagai lokasi pemotretan serta lokasi penyelaman karena memiliki pemandangan bawah laut yang cukup indah. Beberapa spot untuk snorkeling atau diving juga ada di kawasan pantai ini. Untuk menuju ke spot tersebut, para wisatawan biasanya menggunakan speedboat/perahu dari nelayan setempat.

Fasilitas
Kawasan pantai ini sudah menyediakan area parkir yang cukup luas dan nyaman. Di sekitar kawasan pantai terdapat beberapa pondokan yang bisa digunakan untuk beristirahat dan berteduh sambil menikmati keindahan pantai. Beberapa penjual makanan dan penginapan juga bisa Anda dapatkan di sekitar kawasan pantai ini.


Saturday, May 28, 2016

Bukit Kasih

Bukit Kasih adalah salah satu tempat pariwisata di provinsi Sulawesi Utara. Di Bukit Kasih ini terdapat monumen. Bukit Kasih ini terletak sekitar 55 km arah selatan Manado, tepatnya di desa Kanonang, kabupaten Minahasa. 

Bukit Kasih ini merupakan bukit belerang yang masih alami. Ditempat ini perasaan kasih wisatawan akan digugah
Sulawesi Utara terkenal dengan semboyang “Torang Samua Ba’sudara”, yang artinya “Kita semua bersaudara”, semboyang ini tercemin juga pada lokasi ini. Bukit kasih dibangun pada tahun 2002 sebagai pusat keagamaan dimana semua pemeluk agama bisa berkumpul dan beribadat di bukit tropis yang rimbun dan berkabut. Dinamakan bukit kasih karena tempat ini menimbulkan rasa keharmonisan antar umat beragama. Terdapat lima rumah ibadah di Bukit Kasih yaitu Gereja Katolik, Gereja Kristen, Kuil Buddha, Mesjid, dan Candi Hindu yang berada di puncah kedua.[2]

 Di puncak pertama kita bisa melihat sebuah salib putih yang tingginya mencapai 53 meter yang bisa dilihat dari pantai Boulevard, Manado. Di tempat ini juga diyakini sebagai tempat asli nenek moyang suku Minahasa, Toar dan Lumimuut tinggal

Untuk datang ke sini, dibutuhkan dua jam perjalanan dari kota Manado melalui Tomohon. Untuk diingat, jalan di gunung Soputan curam dan berliku. Kita juga bisa menikmati jagung, pisang dan ubi rebus di kawah bukit sambil menghirup udara segar pegunungan. Kita juga bisa membeli macam-macam sovenir di sini seperti gelang, kalung dan kerajinan lainnya yang terbuat dari tempurung kelapa dan kayu yang dihasilkan penduduk setempat. Untuk sampai di puncak Bukit Kasih, anda harus menaiki tangga yang curam sebanyak 2435 anak tangga, atau menggunakan jalan lain yang lebih aman di sisi kanan monumen. 



Ketika sudah setengah perjalanan, anda akan disuguhkan asap dan bau belerang yang cukup tajam, tapi pemandangan yang dilihat lebih indah dari itu. Di kawah gunung pun anda bisa menikmati air panas untuk merendam kaki sebagai refleksi. [3]Bagi anda pengunjung dari luar kota, bisa menginap di dekat objek wisata ini, Anda bisa pergi ke Tondano atau Tomohon karena akan memakan waktu lebih singkat, sekitar 30 menit. Di kota-kota ini juga terdapat banyak hotel, bungalow dan penginapan. Jika Anda berencana datang ke sini, gunakanlah sepatu yang nyaman karena tangga di Bukit Kasih sangat curam. Bagi yang memiliki masalah jantung, tidak dianjurkan untuk menaiki tangga karena membutuhkan stamina yang kuat.

Pantai Natsepa , Ambon

Maluku dikenal dengan banyak pantainya yang indah. Salah satu pantai yang ramai dikunjungi adalah Pantai Natsepa. Lokasinya termasuk dalam Maluku Tengah, yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Ambon telah memudahkan para wisatawan untuk mengunjunginya. Pemandangan indah dari pantai ini akan menjadi tempat rekreasi yang tepat untuk menenangkan pikiran. Tak ketinggalan, kuliner yang ada di tempat ini yang khas dan akan selalu diingat yaitu Rujak Natsepa.



Jika Anda sedang ke Maluku, dan mendarat di Bandar Udara Pattimura, Ambon, sempatkan untuk berkunjung ke pantai indah ini. Pantai Natsepa merupakan salah satu tempat wisata yang indah untuk dikunjungi di Ambon. Selain itu, ada juga pantai lainnya seperti Pantai Liang, Pintu Kota, dan ragam wisata laut, sejarah, dan wisata alam menarik lainnya.

Pantai Natsepa menjadi tujuan wisata favorit karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari kota Ambon. Untuk menuju pantai ini tidaklah menyulitkan. Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kota Ambon menggunakan transportasi darat, maka sampailah Anda di Pantai Natsepa. Jaraknya yang dekat dengan pusat kota membuatnya menjadi lokasi favorit penduduk kota Ambon, maupun sebagian besar wisatawan yang sedang mengunjungi kota Ambon akan singgah ke pantai ini.

Friday, May 27, 2016

Air Terjun Tincep , Minahasa

Air Terjun Tincep memiliki ketinggian sekitar 70 m yang di kelilingi oleh tebing serta kebun cengkeh milik warga setempat dan dapat juga dilihat secara langsung dari jalan raya menuju desa Timbukar.  Ada tiga buah air terjun di kawasan ini tapi hanya satu yang dapat dilihat dengan jelas.


Tak jauh dari Air Terjun Tincep juga terdapat Air Terjun Timbukar yang terletak di Desa Timbukar.  Air terjun ini memiliki ketinggian lebih tinggi sekitar 90 m.
Kedua air terjun ini mengalir ke sungai Nimanga.
Berjarak sekitar 4 km dari Sonder atau 1,5 jam dari Manado.  Untuk menuju kesana dari Pasar Sonder berbelok ke kiri.dan ikuti jalanannya hingga tiba di Desa Tincep.  Dari desa tersebut, karena tak ada petunjuk jalan yang jelas sebaiknya bertanya kepada penduduk. Jalan menuju dasar air terjun cukup curam dan licin terutama pada musim hujan.  Perlu sedikit kehati-hatian bila menuruni jalan menuju ke air terjun ini, karena jalan setapaknya masih alami berupa batu, semak, tanah dan belum diberi tangga-tangga semen.


Fasilitas yang ada kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat, ditambah lagi pada DAS ini terdapat banyak masyarakat yang mendirikan kandang untuk peternakan babi. Akibatnya air menjadi keruh dan berbau.

Taman Nasional Tandurusa

Taman wisata Tandurusa berada di Kecamatan Aertembaga atau sekitar dua jam perjalanan dari pusat kota Manado. Di tempat wisata ini, Anda bisa menemukan banyak binatang khas Sulawesi mulai dari babirusa, monyet hitam, tarsius dan berbagai jenis burung.





Yang paling menarik tentu saja tarsius yang sudah menjadi ikon Sulawesi Utara. Tarsius ini bentuknya menyerupai monyet tapi tubuhnya tak lebih dari 15 cm. Tangan dan kakinya berukuran lebih panjang dari tubuhnya. Satu cirinya yang paling mencolok adalah matanya yang bulat besar dan berukuran hampir setengah dari wajahnya.

Thursday, May 26, 2016

Tumpak Sewu

Air Terjun Tumpak Sewu, ada juga yang menyebut Coban Sewu atau Grojogan Sewu secara administratif terletak di aliran sungai Glidih yang menjadi perbatasan kecamatan AmpelGading Malang dan kec. Pronojiwo Lumajang. Air Terjun Coban Sewu ini hampir mirip dengan Air Terjun Coban Pitu di Pujon Malang ( Baca : Coban Pitu, The GreatWaterfall). Namun yang membedakan adalah jumlah sumber mata air di Air Terjun Tumpak Sewu ini jumlahnya lebih banyak, itu juga yang menjadi alasan kenapa air terjun ini dinamakan Coban Sewu karena jumlah sumber mata airnya yang sangat banyak.

Rute untuk menuju Air Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) ini dapat melalui Kota Malang – Jawa Timur yang kira-kira memerlukan waktu 2 jam 30 menit dari Kota Malang menuju Lumajang melalui Bululawang - Dampit - Tirtomoyo - Pronojiwo, kemudian setelah di tugu perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Malang sekitar 100 meter sebelum tugu tersebut ada gang turun pada kiri jalan jika kita dari arah Lumajang. Kemudian kita lurus saja sampai sungai, lalu motor diletakkan di gubuk penambang pasir. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri sungai sekitar 200 meter, baru setelah itu kita akan menemukan air terjun ini. Sama halnya seperti menuju lokasi Air Terjun Goa Tetes, rute menuju Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) dapat dilalaui baik kendaraan roda dua maupun roda empat.


Medan menuju Air Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) masih terbilang sulit dan terjal pasalnya wisata ini tergolong baru di Kab. Lumajang dan untuk wisatawan dimohon untuk berhati-hati dan menaati peraturan yang telah diterapkan oleh pengelola tempat wisata karena Air Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) ini sudah memakan korban jiwa. Dahulu, sebelum wisata air terjun Tumpak Sewu dibuka, Goa Tetes merupakan satu-satunya destinasi wisata di lokasi ini.


Pemandangan dari atas maupun dari bawah akan terlihat sama indahnya untuk memandangi Air Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) ini. Namun yang perlu diperhatikan adalah, trip-er semua harus ekstra hati-hati bila ingin turun karena medannya sangat licin dan berbahaya, jangan memaksakan diri apabila kondisi cuaca sedang mendung atau sudah sore. Trip-er semua masih bisa menyaksikan pemandangan Air Terjun Tumpak Sewu (Grojogan Sewu) dari atas yang juga tidak kalah keren. Bener-bener seperti “Serpihan Surga” di bumi Lumajang.

Wednesday, May 25, 2016

Sumber Jenon

Pemandian Sumber Jenon berada di kawasan Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Akses untuk menuju lokasi Sumber Jenon dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat, akan tetapi dengan kondisi aspal yang mulai terkelupas. Untuk mencapai tempat itu biasanya dapat ditempuh selama 20 menit dari Pasar Tajinan ke arah timur. Selain dimanfaatkan untuk pemandian, di Telaga Jenon juga seringkali digunakan untuk kegiatan-kegiatan kepramukaan, karena merupakan satu paket dengan jalur tracking yang melintasi puncak Gunung Ronggo dan berakhir di Telaga Jenon ini. Sayangnya pemandian Sumber Jenon ini belum tergarap dengan serius oleh pemerintah daerah setempat. Kini tempat wisata ini dikelola oleh pemerintah desa Gunungrenggo untuk dijadikan tempat wisata yang murah dan cukup digemari oleh wisatawan sekitarnya. Karena selain tidak dipungut biaya masuk, pada hari-hari biasa tidak ada tukang parkir yang bertugas. Hanya pada hari-hari libur saja ditarik ongkos parkir sebesar Rp. 2.000,- untuk bisa memasuki area Pemandian Alam Telaga Jenon.




Mata air Sumber Jenon ini sangat jernih, dengan pemandangan desa yang elok, serta warna airnya yang hijau kebiruan adalah daya tarik tersendiri obyek wisata ini. Belum lagi kondisi alamnya yang masih sangat asri dan alami. Sumber air ini berasal dari pegunungan di kaki Gunung Ronggo. Begitu jernihnya Anda bisa melihat dasar sumber yang cukup dalam dan juga ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Sumber Jenon ini sudah lama keberadaannya, dahulu hanya digunakan masyarakat setempat untuk mandi atau mencuci pakaian.Sumber Jenon ini dipercaya masyarakat memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Tidak jarang pengunjung Sumber Jenon juga berasal dari luar kota. Mereka ada yang sekedar ingin bertamasya dan ada yang khusus datang untuk berobat. Biasanya kolam tersebut ditaburi bunga setaman terlebih dahulu. Setelah itu digunakan untuk mandi.


Saat ini Pemandian Alam Sumber Jenon telah dilengkapi juga dengan fasilitas pendukung seperti cafe, ruang bilas dan ganti baju, musholla, persewaan pelampung, dan juga beberapa pedagang kaki lima. Fasilitas cafe yang berada di areal Telaga Jenon ini juga menjadi daya tarik, karena selain lokasinya yang nyaman dengan penyajian lesehan menghadap perbukitan, juga dilengkapi dengan fasilitas karaoke keluarga serta menu-menu yang mengundang selera setelah lelah berenang.


Sumber Jenon sangat ramai dikunjungi saat liburan sekolah. Sumber Jenon sendiri mempunyai bentuk menyerupai kolam. Di dalamnya terdapat pondasi batako yang tertata rapi. Kedalaman sumber sekitar empat meter. Pondasi itu sengaja dibuat untuk menjaga keamanan pengunjung. Di dalam area Sumber Jenon terdapat batang pohon jenu yang membujur dari arah barat kea rah timur. Tidak jauh dari sumber itu terdapat batang pohon beringin yang tumbang pada tahun 1971. Selain itu, juga terdapat ikan sengkaring yang berusia ratusan tahun. Ikan hitam polos ini berjumlah 37 ekor, dengan ukuran 50 cm untuk anakan dan 170 cm untuk induk. Konon uniknya jumlah ikan sengkaring tersebut tak pernah berubah walau sudah berkali-kali dipancing. Menurut masyarakat setempat di dalam sumber ini juga terdapat terowongan yang sampai saat ini belum ada yang meneliti tentang keberadaannya. Katanya terowongan tersebut berujung sampai di laut selatan.


Konon awal mulanya nama Sumber Jenon berawal dari Rantung Wiragati bersama istrinya, Irogat, yang berasal dari Mataram. Mereka mengungsi ke daerah ini setelah terjadinya peperangan di Mataram. Di tempat itu keduanya lantas bertahan hidup. Keduanya kemudian bercocok tanam dengan hasil tani yang melimpah. Saat musim kemarau tiba, hasil tanamannya tidak mendapatkan irigasi yang cukup. Akhirnya semua tanaman mati. Sementara, persediaan makanan sudah semakin menipis. Akhirnya Rantung Wiragati berpamitan pada sang istri untuk mencari pengairan. Dan bertapalah Rantung Wiragati di atas Gunung Harimau di bawah Curah Pohon Jenu (pohon kuno). Dalam pertapaan tersebut tiba-tiba angin bertiup kencang. Tiupan itu lantas menumbangkan pohon jenu ke dalam ledokan tanah. Bongkahan pohon tersebut mengeluarkan sumber air yang begitu deras sehingga menggenangi ledokan tanah. Konon batang pohon Jenu tersebut berubah menjadi naga yang bila ditusuk dapat mengeluarkan darah. Setelah kejadian itulah sumber itu diberi nama Sumber Jenon.

Tuesday, May 24, 2016

Pantai Gatra

Pantai Gatra merupakan pantai yang bisa dibilang masih baru dibandingkan dengan pantai-pantai lain di Malang. Akan tetapi soal keindahannya, pantai Gatra ini tidak kalah dengan pantai-pantai lain di pesisir selatan pulau Jawa. Melihat dari keindahan alam Pantai Gatra ini, tentu bisa menjadi pilihan baru untuk manghabiskan waktu liburan akhir pekan bersama keluarga.



Pantai Gatra merupakan pantai yang tersembunyi, namun juga merupakan pantai yang sangat bersih dari sampah pengunjung. Hal ini dikarenakan Pantai Gatra ini adalah pantai yang dikelola dengan tujuan untuk menjaga kelestarian, dan tidak mementingkan berapa banyaknya pengunjung maupun besaran jumlah rupiah donasi yang diberikan oleh pengunjung. Pengelolah pantai ini hanya akan memberikan ijin masuk pantai Gatra hanya kepada para pengunjung yang sadar akan kebersihan dan juga kelestarian lingkungan.


Dan bila anda menemukan sampah di kawasan pantai Gatra, maka hampir bisa dipastikan bahwa sampah tersebut bukan berasal dari pengunjung Pantai Gatra melainkan berasal dari sampah laut yang berasal dari tempat lain yang terdampar di kawasan pantai gatra.



Akan tetapi jika benar ini adalah ulah dari pengunjung pantai Gatra, maka akan pengunjung yang bersangkutan akan mendapatkan tindakan yang tegas dari petugas pantai serta memberikan hukuman sesuai dengan kesepakatan serta tata tertib yang memang diberlakukan secara ketat sejak anda masuk dari pos pintu masuk.
Tergabung didalam Kelompok Masyarakat (POKMAS) mengawali aksi sosial dengan GOAL atau Gatra Olah Alam Lestari yang kemudian ditunjuk oleh pemerintah desa untuk mengurusi bidang pelestarian lingkungan di dalam kawasan pantai di Sendangbiru, serta dalam proses perkembangannya untuk menjaga independen didalam melakukan pengelolahan kawasan ini maka dibentuklah lembaga yang berbadan hukum Yayasan yang diberi nama Bhakti Alam Sendangbiru.


Para pengunjung Pantai Gatra akan mendapatkan proses seleksi dan pembelajaran yang diawali sejak para pengunjung melewati pintu masuk menuju pantai. Para petugas jaga akan dengan ramah menyapa para pengunjung serta memberikan sedikit penjelasan dan informasi mengenai tata tertib yang harus dipatuhi oleh para pengunjung Pantai Gatra sesuai dengab apa yang tertera di dalam beberapa papan informasi yang terdapat di sekitar area pintu masuk.

Selanjutnya para pengunjung diwahjibkan membuat daftar barang yang dibawa oleh pengunjung yang akan berpeluang akan menjadi sampah serta mereka akan menghimbau para pengunjung agar mereka membawa kembali semua sampah yang mereka hasilkan.

Di pantai Gatra ini memang tidak ada restribusi tiket masuk, namun para pengunjung diharapkan dengan ikhlas bersedia untuk mendonasikan uang sejumlah Rp6.000,00 untuk membiayai proyek konservasi mangrove.


Besaran rupiah inipun juga masih sangat fleksibel terlebih lagi bagi pengunjung yang mengajak serta keluarga yang mengajak serta anak-anaknya. Mereka lebih mengharapkan agar pantai Gatra ini dapat menjadi suatu arena belajar mengenai masalah lingkungan bagi anak-anak dari sejak usia dini dibandingkan donasi yang dikenakan pada anak-anak tersebut.

Monday, May 23, 2016

Pantai Nganteb Malang

Jangan bilang Dolaners adalah penjelajah pantai jika belum mengeksplore berbagai pantai yang ada di Malang. Malang selatan memang telah lama dikenal sebagai surganya pantai, namun tak semua pantai disini telah terjamah oleh wisatawan alias masih banyak yang masih “perawan”. Salah satu pantai yang masih belum banyak dikunjungi wisatawan adalah Pantai Ngantep Malang. Kondisinya yang masih sepi akan memberikan Dolaners sebuah liburan yang tenang namun tetap mengesankan. Pantai ini memiliki air yang biru jernih serta kondisi yang bebas sampah. Pemandangan di pantai ini juga cukup indah dengan hiasan bunga pandan yang memekar merah.


Pantai Ngantep merupakan pantai yang sangat cocok Dolaners jadikan sebagai tempat surfing karena ombaknya yang besar dan perairannya yang hampir tanpa batuan karang. Ombaknya yang besar mulai mengundang para wisatawan Australia, Amerika dan Inggris untuk melakukan selancar di Pantai Ngantep pada hari libur. Bagi Dolaners yang masih newbie dalam dunia selancar, Pantai Ngantep juga cocok lho.. meskipun ombaknya tergolong besar, sekitar 10 meter dari bibir pantai ombaknya cukup tenang dan pas untuk tempat belajar surfing.



Yang perlu Dolaners ingat, di Pantai Ngantep tidak boleh berenang ( sangat berbahaya). Sebagai gantinya Dolaners bisa berenang di muara sungai yang berada di sebelah timur Pantai Ngantep. Sama halnya dengan Pantai Ngantep Kondisi air di muara sungai juga masih terjaga.


Selain sebagai tempat surfing, Pantai Ngantep juga dikenal sebagai pantai religi. Pasalnya di Pantai Ngantep Malang juga terdapat sebuah gunung (di sebelah kanan pantai) bernama gunung batok. Meskipun dinamai sebagai gunung, tingginya hanya sekitar 50 meter. Di Puncak gunung ini terdapat sebuah pendopo yang merupakan makam tetua yang disucikan. Uniknya dibawah gunung yang lebih mirip bukit ini terdapat sebuah goa yang sering dijadikan sebagai tempat pertapaan atau ngalap berkah.